Putus Cinta dan Solusinya
Written on 5:40 PM by Faiz Husaini
Cinta yang tulus adalah sangat berharga nilainya bagi yang memiliki dan mendapatkannya. Namun, tidak semua/selamanya ketulusan cinta yang kita berikan kepada seseorang akan mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang kita harapkan, tetapi bukan berarti ketulusan cinta tak perlu lagi, justru menurut penulis ketulusan cinta merupakan pancaran cahaya kalbu seseorang. Sehingga sungguh sangat hebat orang yang bisa mencintai orang lain dengan penuh ketulusan. Cinta yang tulus akan mengalir seperti air, datang tanpa paksaan, penuh dengan warna-warni yang indah, selalu tegar diterpa angin dan badai yang kencang dalam goncangan-goncangan yang akan merusaknya.
Semua orang lebih menharapkan tetapnya cinta dari pada hilangnya cinta, karena setiap orang pasti lebih siap untuk bahagia dari pada sedih/menderita. Dalam suasana orang yang sedang jatuh cinta (fall in love) terasa hanya ada kebahagiaan yang menyelimuti mereka berdua, seringkali mereka yang sedang kasmaran lupa dengan keadaan yang sebaliknya. Sebagai manusia pasti akan mengalami pahit dan manisnya hidup, begitu juga orang yang sedang menyelami cinta, maka ia akan merasakan pahit dan manisnya cinta. Oleh karena itu, ketika kita dalam keaadaan senang, maka kita tak perlu melampiaskan kesenangan kita dengan berlebihan, begitu juga ketika kita dalam keadaan sedih kita tak perlu melampiaskan kesedihan secara berlebihan juga.
Orang yang sedang mengalami putus cinta biasanya mengalami depresi, lebih mudah emosi, cenderung tak semangat melakukan aktifitas sebagaimana biasanya. Hal ini memang wajar terjadi pada orang yang mengalaminya. Namun, akan menjadi tak wajar ketika sampai depresi yang berlebihan, karena akan sangat merugikan bagi dirinya. Untuk mengantisipasi terjadinya depresi yang berlebihan ketika putus cinta, maka sejak orang menjalin cinta dengan orang lain harus menyiapakan mental untuk siap bahagia ketika tetap bisa bersatu dan siap juga sedih tatkala mereka harus berpisah/putus. Karena di dunia ini tak ada yang abadi, semuanya fana (musnah), dan yang kekal hanya Allah swt. Memang putus cinta sangat berat dan menyakitkan bagi orang yang pernah merasakan, tetapi kita sebagai manusia harus selalu tegar dan sabar dalam menghadapi segala macam cobaan kehidupan. Hali ini bisa kita lakukan ketika kita selalu menyadari bahwa kehidupan tak selamanya sedih dan tak selamanya pula bahagia. Kebahagiaan dan kesedihan menjadi dua rasa yang tak pernah akan hilang dari kehidupan dan akan selalu mewarnai kehidupan ini.
Rumus yang perlu kita pakai untuk mencintai dan membenci orang lain adalah dengan rumus mencintai dan membenci seseorang dengan tidak berlebihan, kenapa demikian? Segala sesuatu yang berlebihan tak baik dalam segala hal, yang dalam istilah arabnya sering disebut dengan al isrâf (berlebihan), berlebihan dalam mencintai suatu hal akan menjadikan dia seperti orang sedang mabuk, sehingga dikhawatirkan akan melakukan segala macam cara untuk mendapatkan cintanya tanpa memperdulikan cara yang yang dipakai adalah cara yang baik ataupun buruk. Di samping itu juga efeknya akan lebih berat manakala kita kehilangan sesuatu yang kita cintai dengan berlebihan. Begitu juga ketika kita membenci seseorang, seyogyanya kita tak berlebihan, karena boleh jadi apa yang kita benci saat ini ternyata suatu saat baik bagi kita. Maka dalam sebuah pepatah disebutkan” cintailah kekasihmu dengan secukupnya dan bencilah sesuatu yang kamu benci dengan sewajarnya”. Pepatah ini mengingatkan kita untuk berhati-hati ketika mencintai dan membenci suatu hal, agar kita tak terjerumus pada efek yang negatif yang akan menimpa kita. Allah swt juga mengajarkan pada kita semua untuk berhati-hati dalam mencintai dan membenci sesuatu, sebagaimana yang ada dalam Al-Qur’an, surat Al Baqoroh, disebutkan dalam penggalan ayat 216 yang artinya” boleh jadi apa yang kamu benci ternyata ia baik bagi kamu dan boleh jadi apa yang kamu cintai ternyata ia jelek bagi kamu, dan Allah mengetahui apa yang kamu semua tidak tahu.
Selain dari apa yang sudah penulis sebutkan di atas, orang yang mengalami putus cinta semestinya tetap tegar dan sabar serta tetap berusaha mengisi waktunya dengan kesibukan-kesibukan. Orang yang cenderung bermalas-malasan karena sedang dilanda hali ini, maka ia akan semakin stres. Yang tak kalah penting juga meminta nasehat dari orang tua/keluarga/siapa saja yang sekiranya bisa memberikan kontribusi dengan bijaksana dalam masalah ini. Hiburlah perasaan kamu sendiri dengan penuh percaya diri” dengan mengatakan masih ada hari esok dan masih ada cinta yang lebih indah yang akan datang menjemputku dan menemaniku”, serta terus mendekatkan diri pada Yang Maha kuasa agar mendapatkan petunjuk dan pertolongan dari-Nya. Pentingnya semakin mendekatkan diri pada Allah di saat seperti ini bisa menyelamatkan kita semua dari bisikan-bisikan syetan yang akan menjerumuskan kita pada hal-hal yang negatif. Sehingga dalam fenomena banyak orang yang sampai bunuh diri, menjadi pelacur, menjadi pecandu narkoba, karena masalah putus cinta. Hal semacam ini sangat tidak baik, makanya perlu adanya keseimbangan antara logika dan spiritual pada setiap orang dalam menghadapi segala problematika kehidupan, adakalanya problem bisa diselesaikan cukup dengan rasio (akal), tetapi dalam kesempatan lain kadang akal tidak cukup untuk menyelesaikan problem yang dihadapinya, di sini peran pentingnya kekuatan spiritual yang menunjukkan adanya hubungan antara manusia dengan Tuhannya.
Kairo, 13 Desember 08
If you enjoyed this post Subscribe to our feed
Orang yang sedang mengalami putus cinta biasanya mengalami depresi, lebih mudah emosi, cenderung tak semangat melakukan aktifitas sebagaimana biasanya. Hal ini memang wajar terjadi pada orang yang mengalaminya. Namun, akan menjadi tak wajar ketika sampai depresi yang berlebihan, karena akan sangat merugikan bagi dirinya. Untuk mengantisipasi terjadinya depresi yang berlebihan ketika putus cinta, maka sejak orang menjalin cinta dengan orang lain harus menyiapakan mental untuk siap bahagia ketika tetap bisa bersatu dan siap juga sedih tatkala mereka harus berpisah/putus. Karena di dunia ini tak ada yang abadi, semuanya fana (musnah), dan yang kekal hanya Allah swt. Memang putus cinta sangat berat dan menyakitkan bagi orang yang pernah merasakan, tetapi kita sebagai manusia harus selalu tegar dan sabar dalam menghadapi segala macam cobaan kehidupan. Hali ini bisa kita lakukan ketika kita selalu menyadari bahwa kehidupan tak selamanya sedih dan tak selamanya pula bahagia. Kebahagiaan dan kesedihan menjadi dua rasa yang tak pernah akan hilang dari kehidupan dan akan selalu mewarnai kehidupan ini.
Rumus yang perlu kita pakai untuk mencintai dan membenci orang lain adalah dengan rumus mencintai dan membenci seseorang dengan tidak berlebihan, kenapa demikian? Segala sesuatu yang berlebihan tak baik dalam segala hal, yang dalam istilah arabnya sering disebut dengan al isrâf (berlebihan), berlebihan dalam mencintai suatu hal akan menjadikan dia seperti orang sedang mabuk, sehingga dikhawatirkan akan melakukan segala macam cara untuk mendapatkan cintanya tanpa memperdulikan cara yang yang dipakai adalah cara yang baik ataupun buruk. Di samping itu juga efeknya akan lebih berat manakala kita kehilangan sesuatu yang kita cintai dengan berlebihan. Begitu juga ketika kita membenci seseorang, seyogyanya kita tak berlebihan, karena boleh jadi apa yang kita benci saat ini ternyata suatu saat baik bagi kita. Maka dalam sebuah pepatah disebutkan” cintailah kekasihmu dengan secukupnya dan bencilah sesuatu yang kamu benci dengan sewajarnya”. Pepatah ini mengingatkan kita untuk berhati-hati ketika mencintai dan membenci suatu hal, agar kita tak terjerumus pada efek yang negatif yang akan menimpa kita. Allah swt juga mengajarkan pada kita semua untuk berhati-hati dalam mencintai dan membenci sesuatu, sebagaimana yang ada dalam Al-Qur’an, surat Al Baqoroh, disebutkan dalam penggalan ayat 216 yang artinya” boleh jadi apa yang kamu benci ternyata ia baik bagi kamu dan boleh jadi apa yang kamu cintai ternyata ia jelek bagi kamu, dan Allah mengetahui apa yang kamu semua tidak tahu.
Selain dari apa yang sudah penulis sebutkan di atas, orang yang mengalami putus cinta semestinya tetap tegar dan sabar serta tetap berusaha mengisi waktunya dengan kesibukan-kesibukan. Orang yang cenderung bermalas-malasan karena sedang dilanda hali ini, maka ia akan semakin stres. Yang tak kalah penting juga meminta nasehat dari orang tua/keluarga/siapa saja yang sekiranya bisa memberikan kontribusi dengan bijaksana dalam masalah ini. Hiburlah perasaan kamu sendiri dengan penuh percaya diri” dengan mengatakan masih ada hari esok dan masih ada cinta yang lebih indah yang akan datang menjemputku dan menemaniku”, serta terus mendekatkan diri pada Yang Maha kuasa agar mendapatkan petunjuk dan pertolongan dari-Nya. Pentingnya semakin mendekatkan diri pada Allah di saat seperti ini bisa menyelamatkan kita semua dari bisikan-bisikan syetan yang akan menjerumuskan kita pada hal-hal yang negatif. Sehingga dalam fenomena banyak orang yang sampai bunuh diri, menjadi pelacur, menjadi pecandu narkoba, karena masalah putus cinta. Hal semacam ini sangat tidak baik, makanya perlu adanya keseimbangan antara logika dan spiritual pada setiap orang dalam menghadapi segala problematika kehidupan, adakalanya problem bisa diselesaikan cukup dengan rasio (akal), tetapi dalam kesempatan lain kadang akal tidak cukup untuk menyelesaikan problem yang dihadapinya, di sini peran pentingnya kekuatan spiritual yang menunjukkan adanya hubungan antara manusia dengan Tuhannya.
Kairo, 13 Desember 08