Al Mu'allim

Written on 1:05 AM by Faiz Husaini

Detik-Detik Akhir Ramadhan

Written on 4:57 AM by Faiz Husaini

Tanpa terasa ternyata bulan ramdhan telah hampir habis, tepatnya ketika aku menulis tulisan ini adalah pada hari ke-29, kita semua tak tahu apakah kita masih bisa bertemu lagi dengan bulan yang agung. Kita hanya bisa memohon kepada Allah SWT agar di tahun yang akan datang kita masih bisa bertemu dengan bulan yang penuh barokah dan ampunan. Selama bulan ramadahan umat Islam meramaikannya dengan salat tarawih, gemar bersedekah, salat malam. Yang menjadi pertanyaan, apakah setelah bulan ramadhan kita masih tetap semangat beribadah sebagaimana semangat kita di bulan ramadhan?" itulah yang menjadi catatan dan renungan untuk setiap muslim dan muslimah.

Sebenarnya bulan ramadhan adalah bulan yang penuh dengan bonus dan lipat ganda di dalam pahala bagi orang yang menjalankan kebaikan. Begitu juga penuh dengan ampunan dari Allah bagi orang yang mahu meminta ampun. Di samping itu, bahwa bulan yang mulia ini juga merupakan bulan di mana manusia di latih setiap tahun selama sebulan penuh untuk meninggalkan segala yang membatalkan puasa dan segala larangan Allah. Dengan harapan setelah selesai latihan ini, mereka mampu selalu konsisten dengan perintah Allah. Namun, fenomena yang sering terjadi pada kebanyakan orang adalah penurunan dalam beribadah setelah bulan ramadhan. Kenapa demikian? hal ini bisa di sebabkan karena kurang ikhlasnya ketika menjalankan ibadah di bulan ramadhan dan tidak memahami hakikat ramdhan sebenarnya serta bisa juga di sebabkan oleh faktor-faktor lain.

Marilah kita semua menjadi insan rabbani bukan insan ramadhani. Tetap selalu semangat menjalankan perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya di manapun dan kapanpun juga. Orang yang sukses adalah orang yang setelah bulan ramadhan bisa menjadi lebih baik.

Kairo, 29 Ramadh1429



Renungan

Written on 10:46 PM by Faiz Husaini


Manusiakah aku?

Itulah yang harus selalu ditanyakan kepada setiap diri seseorang, aku memiliki akal , tetapi aku sering seperti makhluk yang tidak berakal. Aku memiliki mata tetapi sering seperti makhluk yang buta. Aku memiliki telinga, tetapi sering seperti makhluk yang tuli dan aku memiliki lisan tetapi sering seperti makhluk yang bisu.

Manusiakah aku? Atau hewankah aku?
Betapa banyak dosa yang telah aku perbuat di dunia, bagaimana aku mempertanggung jawabkan di depan Sang Maha Kuasa nanti, di hari yang penuh dengan hisab pada semua amal baik dan buruk. Pada hari itu manusia akan menerima balasan atas semua yang telah mereka perbuata selama di dunia. Pada hari itu juga sebagian manusia berbahagia karena amal baiknya di terima Allah dan pada hari itu juga manusia sangat sedih, karena amal tidak di terima Allah.

Allah menciptakan manusia dengan sangat lengkap dan yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah akal. Dengan akal ini manusia akan bisa menjadi lebih mulia dan hina di hadapan Allah. Semuanya tergantung dengan bagaimana ia menggunakan akalnya.

Manusia yang baik adalah manusia yang sadar dengan tugasnya di dunia yaitu untuk menyembah Allah dan manusia yang tidak baik adalah manusia yang tidak sadar dengan tugasnya. Manusia jenis kedua inilah yang menjadikan hidupnya hanya untuk kesenangan sementara atau duniawi.

Kairo, 28 sept 08.

TADZKIROH

Written on 7:03 PM by Faiz Husaini

Setelah beberapa hari kita merasakan sakit, maka kita harus lebih sadar pada kenikmatan sehat. Ternyata nikmat sehat sungguh tiada tandingannnya. Dengan sehat kita bisa lebih maksimal lagi dalam menjalankan aktifitas positifk. Sehat adalah nikmat yang sangat agung, tetapi manusia sering menyepelekannnya atau kurang mensyukurinya.

Sehat adalah kunci kesuksesan. Akal yang sehat terdapat pada jiwa yang sehat. kita harus selalau menjaga kesehatan dengan makan terarur, istirahat teratur, olah raga, makan yang bergizi dan menhindari makanan dan minuman yang kurang meyehatkan badan.

Sekarang kita harus lebih bisa memanfaatkan waktu untuk belajar, menulis dan berdiskusi. serta melakukan segala aktifitas positif. Ingatlah dan merasalah!!Bahwa kita adalah para duta dari 200 juta lebih bangsa Indonesia . Mereka yang sedang menunggu kita semua dengan harapan nantinya kita bisa membawa Indonesia lebih maju. Dengan merasa seperti itu, maka aku akan lebih semangat dan tidak lagi membuang-buang waktu

Cairo, 28 September 08.

Metodologi Menghafal Al-Qur’an

Written on 4:14 AM by Faiz Husaini




Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril. Al-Qur’an sangat indah ketika di baca dan didengarkan oleh telinga, sangat agung dan bagus tatkala di lihat dari keindahan linguistiknya, begitu juga tatkala di tadabburi kandungan maknanya dan lebih indah lagi takala manusia mampu memahami dan mengamalkannya.

Merupakan kemu’jizatan Al-Qur’an bahwa Al-Qur’an selalu akan terjaga keotentikannya sampai hari kiyamat dan salah satu sebab terjaganya Al-Qur’an adalah dengan banyaknya orang yang hafal Al-Qur’an dari generasi ke generasi dan hal ini tidak akan kita jumpai di agama-agama yang lain seperti Kristen, hindu, budha dll, yang mana pemeluknya banyak yang hafal kitab sucinya. Ketika kita melihat dari sisi historisnya bahwa cara turunya Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW adalah dengan cara musyafahah melalui perantara malaikat Jibril yang membutuhkan waktu sekitar 23 tahun, Sehingga jelas bahwa Nabi juga menggunakan metode hafalan dalam menjaga Al-Qur’an dan cara seperti itu juga di lakukan oleh para sahabat, tabi’in, tabi’u al tabi’in dan generasi selanjutnya sampai sekarang. Jika kita perhatika sebenarnya metode menghafal dalam dunia pendidikan sangat membantu para pelajar dalam menekuni suatu disiplin ilmu, buktinya dalam sejarah banyak kita menjumpai para ulama yang sukses di zaman dahulu yang sangat mengandalkan kekuatan hafalan dalam menekuni suatu disiplin ilmu.
Metode menghafal memang sangat di yakini oleh banyak orang dari abad yang lampau sampai saat ini, khususnya di kalangan orang-orang arab yang memang sangat terkenal dengan kekuatan hafalannya, sehingga tidak heran jika di Universitas tercinta kita Al Azhar juga kental dengan metode hafalan dalam cara mendidik mahasiswanya. Namun di abad modern di negara-negara barat justru lebih banyak mengapilikasiakan metode penalaran dalam penguasaan suatu disiplin ilmu, sebenarnya dua metode ini tidak saling kontradiksi karena keduanya bisa saling melengkapi. Dalam kondisi tertentu adakalnya memang suatu hal itu harus di hafal dan adakalanya juga suatu hal itu cukup di nalar, satu contoh 1+1 = 2, tanpa di hafalpun sudah pasti jawaban satu di tambah satu sama dengan dua . Namun dalam contoh lain ketika kita membaca Al-Qur’an bi al shodr ( hafalan ) maka kita tidak boleh mengira-ngirakan, karena ketika kita tidak hafal sebaiknya membaca dengan mata penglihatan kita. Begitu juga dalam ilmu kedokteran seseorang calon dokter harus mampu menghafalkan macam-macam obat, jenis-jenis penyakit dan cara penyembuhannya. Pernah menjadi pengalaman saya waktu sedang berbincang-bincang dengan seorang dokter di Indonesia, ia menyarankan saya untuk melanjutkan kuliah di fak. Kedokteran dengan alasan ia memandang saya memiliki kelebihan dalam hafalan dan ia menambahkan bahwa di kedokteran metode hafalan sangat penting dan butuhkan. Jadi jelas bahwa metodologi menghafal Al-Qur’an adalah suatu metode yang di wariskan Rosulullah SAW kepada umatNya, karena metode ini sangat membantu seseorang untuk bisa memahami dan mendalami isi kandungan Al-Qur’an.

Macam-Macam Metode Menghafal Al-Quran

Menghafal Al-Qur’an adalah sebuah upaya untuk memudahkan seseorang di dalam memahami dan mengingat isi-isi Al-Qur’an dan untuk menjaga keotentikannya serta menjadi sebuah amal saleh, tentunya dalam hal ini perlu metode yang tepat sehingga file hafalan yang di save di dalam otak manusia bisa tersimpan dengan bagus sehingga hafalannya sangat kuat. Oleh karena itu penulis akan menjelaskan metode-metode yang perlu di laksanakan oleh seseoarang yang akan atau sedang menghafal Al-Qur’an, di antaranya adalah sebagai berikut:

A. Metode Pemahaman Pra Menghafal

Metode ini sebenarnya sangat efektif dan bagus namun sulit di terapkan di usia dini ( sebelum baligh ), karena untuk bisa pada tingkatan mampu memahami Al-Qur’an membutuhkan waktu yang lama. Metode ini juga akan sangat membantu seseorang di dalam menyelesaikan target hafalannya, karena seseorang yang telah paham dengan isi ayat, maka ia akan lebih cepat menghafalkannya dan sangat membantu menguatkan hafalan. Sehingga tidak heran jika orang arab bisa leih cepat ketika menghafal Al-Qur’an di banding dengan orang asing, karena mereka di bantu dengan kemapuan bahasa mereka sendiri yaitu bahasa arab. Maka untuk menggunakan metode ini orang asing ( ‘ajam ) harus mempelajari bahasa arab dulu sebagai perangkat untuk bisa memahami Al-Qur’an sebelum ia menghafal Al-Qur’an.

B. Metode Tasmi’

Cara ini juga bisa di lakukan sebagai proses menghafal Al-Qur’an, dan metode semacam ini biasanya sering di pakai oleh orang buta yang sedang menghafalkan Al-Qur’an dan juga anak kecil yang belum lancar atau belum bisa membaca Al-Qur’an namun sudah mulai di latih oleh pembimbingnya untuk menghafal Al-Qur’an. Metode ini bisa di lakukan dengan berbagai macam cara, bisa langsung mendengarkan dari guru atau kaset. Sebenarnya metode ini juga sudah di ajarkan di dalam Al-Qur’an surat Al-Qiyamah ayat 18. Yang artinya “Apabila kami telah selesai membacakannya (Al-Qur’an) maka ikutilah bacaannya itu.”

C. Metode Menulis Pra Menghafal

Metode menulis yang di maksud disini adalah metode menghafal Al-Qur’an yang di awali dengan menulis ayat-ayat yang akan di hafal terlebih dahulu, seperti hal nya kebiasaan mahasiswa Al Azhar yang menghafalkan isi muqorror lewat talkhisan yang ditulis oleh sendiri. Metode ini masih ada sampai sekarang dan pernah penulis jumpai di Negara Maroko. Memnag apa yang kita tulis kemudian di hafal maka akan menjadikan kekuatan hafalan akan lebih kuat.

D. Metode Talaqqi dan tardîd

Metode ini yang lebih sering di pakai orang untuk menghafal Al-Qur’an, karena metode ini mencakup dua faktor yang sangat menentukan yaitu adanya kerjasama yang maksimal antara guru dan murid. Dan metode tardid/mengulang-ulang adalah suatu hal yang pasti terjadi dalam proses menghafalkan Al-Qur’an.

Dari beberapa metode yang sudah saya petakan dan jelaskan diatas maka metode-metode itu akan lebih maksimal jika di dukung oleh beberapa hal sebagai berikut:

1. Niat Ikhlas, kenapa kita perlu niat ikhlas di dalam menghafal Al-Qur’an? Karena menghafal Al-Qur’an adalah sebuah ibadah dalam upaya mendekatkan diri kepada Allah, sehingga harus di dasari niat yang ikhlas. Tanpa niat itu maka tidak akan menjadi amal solih yang bermanfaat di akhirat. Bahkan niat yang ikhlas adalah suatu hal yang terpenting di dalam melaksanaan segala ibadah.

2. Memiliki cita-cita yang tinggi untuk menjadi penghafal Al-Quran, dengan adanya cita-cita maka seseorang akan sangat semangat di dalam menempuh cita-citanya walau harus menghadapi rintangan yang berlika-liku. Ketika kita melihat mushafh Al-Qur’an terasa begitu banyaknya ayat dan surat yang terasa sulit untuk di hafal, namun dengan kegigihan dan kerja keras seseorang yang sebelumnya kelihatan banyak maka akan tersa sedikit dan yang sebelumnya sulit akan tersa mudah. Dalam sebuah pepatah di katakan: . من جد و جد

3. Memiliki cinta yang mendalam terhadap Al-Qur’an. Al-Qur’an adalah kalam yang maha kuasa, tatkala seseorang sudah fall in love to the Al-Qur’an, maka ia akan rela mengorbankan waktu, harta, tenaga dan fikiran demi untuk bercinta dengan Al-Qur’an. Pada hakekatnya mencintai Al-Qur’an adalah mencintai Allah, karena Dia lah yang membuat dan memiliki kalam itu.

4. Adanya pembimbing/guru yang menjadi kerektor dalam bacaan dan hafalan, jadi dalam proses menghafal Al-Quran peran seorang guru sangat di butuhkan, karena fungsinya di samping sebagai seorang korektor juga sebagai seorang motivator. Jika kita mengingat di masa Rosûllullâh para sahabat memposisikan Rosul sebagai guru didalam menghafal Al-Qur’an, memahaminya serta mengamalkannnya.

5. Adanya kesinambungan di dalam proses menghafal Al-Qur’an ( istiqomah ). Hal ini sangat penting karena dengan istiqomah ini yang akan menjadikan proses menghafal akan lebih cepat selesai/ sesuai target yang di inginkan. Ada suatu hal yang termasuk rahasia yang tersirat di dalam s. Al ‘alaq ayat 1-5, yangmana ini adalah surat dan ayat-ayat yang pertama kali diturunkan pada Rosûl. Syeh Abu Al fida’ Muhammad ‘izzat Muhammad ‘arif mengatakan dalam kitabnya Kaifa Tahfadzu Al-Qur’an ? bilangan lima di dalam surat itu bisa di kembangkan menjadi 5 ayat x 5 hari x 4 minngu x 12 bulan = 1200, jadi seseorang dengan cukup menghafalkan 5 ayat setiap hari, maka dalam 1 tahun ia bisa hafal 1200 ayat, dan bisa menyelesaikan hafalannya dalam waktu sekitar 5 tahun dua bulan lebih sepuluh hari. Jadi jika seorang anak kecil yang berumur lima tahun bisa menyelesaikan hafalannya ketika umur sepuluh tahun. Ini salah satu contoh betapa sangat mengandung makna dalam yaitu betapa berartinya ketika suatu hal yang sedikit yang terus dikumpulkan maka lama kelamaan akan menjadi banyak. Namun bisa saja sebenrany adengan hitungan lain, seperti seseorang yang mampu menghafal setiap hari satu halaman, maka di dalam sebulan ia akan menyelesaikan 1 juz dari Al-Qur’an, sehingga untuk menyelesaikan 30 juz hanya butuh waktu maksimal 3 tahun. Intinya semakin banyak produksi hafalan kita perhari maka akan semakin lebih cepat menyelesaikan progaran menghafal Al-Qur’an.

6. Harus memiliki kesabaran, kesabaran adalah termasuk kunci kesuksesan di dalam meraih segala cita-cita, kebaran adalah cahaya " ا لصبر ضيا ء. Ingatlah bahwa manusia hanya makhluk yang di karuniai kemapuan yang sangat terbatas dan sangat lemah sebagaimana di sebutkan dalam Al-Qur'an pada s. Al Nisa' ayat 28 : و خلق ا لا نسا ن ضعيفا , sehingga tidak semestinya kita langsung berputus asa tatkala sedang berusaha menghafal Al-Qur’an kemudian sering menghadapi banyak cobaan seperti lupa, sakit, cobaan yang menimpa keluarga dll.

7. Menggunakan satu mushhaf untuk menghafal Al-Qura’an, hal ini bertujuan untuk memudahkan kita mengingat tempat atau posisi ayat yang kita hafal dalam suatu muhfhaf, kalau di Indonesia sering ada istilah muhfhaf kudus/ mushhaf pojok ( mushaf cetakan kota kudus ) yang mana di setiap pojokan halaman adalah akhir ayat, begitu juga dengan mushhaf cetakan Madinah. Ada hal yang bisa membuat rumit bagi para penghafal karena sering pindah-pindah di dalam memakai mushaf ketika proses menghafal Al-Qur’an.

8. Membiasakan wirid harian dengan Al-Qur’an, sehingga bisa mengkhatamkan Al-Qur’an didalam seminggu sekali atau dua minggu sekali atau sebulan sekali. Proses inilah yang dalam dunia hafalan Al-Qur’an sering di sebut muroja’ah ( mengulang-ulang hafalan supaya tidak lupa ) dan sebaik-baik muroja’ah adalah ketika solat, kenapa? Karena membaca ketika solat disamping pahalanya lebih banyak juga tingkat konsentrasinya lebih tinggi di banding dengan membaca di luar solat, sehingga hal ini yang menyebabkan hafalan seseorang akan lebih kuat. Bahkan menurut pengamatan saya bahwa inti dari menghafal Al-Qur’an adalah pada muroja’ahnya.

9. Membiasakan menjaga wudlu sehari-hari, selain menjaga kondisi kita dari hadats, maka dengan dawamulwudku’ bisa menambah motivasi kita di dalam memperbanyak menghafal Al-Qur’an. Jadi kondisi badan yang suci dari hadast biasanya lebih energik untuk melakukan segala aktifitas.

10. Membiasakan untuk melaksanakan solat sunat hajat dua roka’at sebelum menghafal Al-Qur’an. Dalam sebuah hadist Nabi Muhammad menyuruh umatnya untuk berwudlu dengan sempurna dan melaksanakan dua roka’at soalat hajat ketika kita sedang memiliki suatu maksud dan di llanjutkan dengan doa, niscaya Allah akan mengabulkan doa kita.

11. Mengadakan evaluasi hafalan secara intensif. Hal ini bertujuan untuk mengetaui kwalitas hafalan seseorang dan untuk memperbaikai hal-hal yang terkait dengan hafalan, dalam segi bacaan ataupun kerancauan di dalam hafalan. Evaluasi ini bisa di adakan sebulan sekali/beberapa bulan sekali, intinya semakin sering di adakan evaluasi maka akan menjadikan hafalan semakin bagus. Adapun format evaluasinya bisa berbentuk tamrin ( latihan ) dengan secara syafawi ataupun tulisan.

12. Membiasakan membaca dengan tartil, yaitu membaca dengan menjaga ahkam al qiro’ah nya. Prosese menghafal yang di iringi dengan cara membaca Al-Qur’an dengan tartil maka akan menjadikan hafalan kuat, karena selain lebih konsentrasi juga lebih banyak menggunakan energi.

13. Memperbanyak doa kepada Allah. Doa adalah otaknya ibadah sebagaimana di sebutkan dalam sebuah hadits. Kita semua sadar, apalah arti kerja keras kita dengan memeras otak, keringat, namun kita melupakan hal yang sangat penting juga yaitu memohon kepada yang Maha menentukan Taqdîr.

14. Memilih waktu dan tempat/lingkungan yang tepat yang bisa mendukung proses menghafal Al-Qur’an, seseorang yang sedang menhafal Al-Qur’an harus bisa memilih waktu yang produktif untuk menhafal seperti setelah qiyamullail, di pagi hari sebelum melakukan aktifitas yang lain. Yang terpenting adalah bisa selau konsentrasi dalam kondisi apapun.Waktu yang penulis maksud tidak hanya itu, namun waktu di sini juga berarti usia, usia yang sangat produktif untuk menghafal adalah di kala masih kecil ( sebelum baligh ), sejauh pengamatan penulis bahwa hafalan yang diproses di waktu uisia anak-anak maka akan lebih kuat. Sebagaimana di katakana dalam sebuah pepatah ”belajar di waktu kecil bagai mengukir di atas batu dan beljar di usia tua bagai melukis di atas air “. Dan lingkungan juga sangat mendukung proses menghafal Al-Qur’an, Karena secara psikologi manusia mudah terbawa oleh kondisi lingkungan di mana ia hidup. Ketika seseorang yang sedang menghafal Al-Qur’an bisa sering bergabung dengan komunitas yang bisa membawa dia lebih termotifasi maka hal itu akan sangat membantu proses menghafal kitab suci Al-Qur’an.

15. Membiasakan untuk sering ikut majlis Al-Qur’an yang mana di Mesir biasa di sebut dengan istilah maqrûah, yaitu saling bergantian membaca dan mendengarkan Al-Qur’an, cara seperti ini akan sangat bermanfaat bagi seseorang yang sdang menghafal Al-Qur’an, karena akan ada salimg koreksi dalam hafalan maupun di dalam segi bacaan.

Manfaat Menghafal Al-Qur’an

Banyak sekali manfaat menhafal Al-Qur’an, disini penulis akan menyebutkan beberapa hal saja, di antarnya:

• Mempermudah seseorang untuk memasuki marhalah selanjutnya yaitu memahami isi kandungannya, orang yang hafal Al-Qur’an akan merasa lebih mudah di dalam mengingat-ingat isi kandungannya. Jadi orang yang telah hafal Al-Qur’an akan lebih penasaran untuk menggali lebih dalam ketimbang orang yang tidak menghafalkannya, otaknya akan semakin terangsang untuk bisa melakukan hal yang lebih dari sekedar hafal.

• Memudahkan seseorang untuk berdzikir pada Allah, karena orang yang hafal Al-Qur’an tidak terlalu bergantung pada mushaf ketika akan membacanya, sehingga bisa sambil jalan , berbaring dan lain sebagainya dalam membaca Al-Qur’an.


• Menambah rasa cinta terhadap Al-Qur’an. Sudah jelas bahwa perjuangan seseorang yang menghafal Al-Qur’an jauh lebih berat dari pada perjuangan orang yang hanya berusaha untuk bisa membaca Al-Qur’an. Ketika rasa cinta kita terhadap Al-Qur’an semakin dalam maka rasa cinta kita kepada Allah dan Rosulnya juga akan semakin dalam juga.

Suatu metode sangat di butuhkan di dalam menekuni segala disipilin ilmu, sehingga dalam masalah yang terkait dengan menghafal Al-Qur’an juga perlu adanya metodologi menghafalkannya, agar para menghafal bisa menyelesaikan hafalan dengan waktu yang cepat atau sesuai dengan target dan bisa terbentuk suatu hafalan yang bagus, tentunya hal ini bisa terwujud dengan kedisiplinan dan komitmen seseorang dengan waktu dan konsep yang telah ada.

Menghafal Al-Qura’an adalah marhalah setelah mampu membaca dan perlu kita sadari bersama bahwa tingkatan menghafal adalah belum finish, walau kadang ada fenomena yang muncul di sebagian masyarakat kita bahwa kalau sudah hafal Al-Qur’an berarti sudah segalanya, dengan hanya bisa hafal belumlah cukup, karena kita tidak hanya di tuntuk sekedar bisa membaca dan hafal Al-Qur’an, tetapi lebih dari pada itu kita dituntut juga untuk bisa memahami dan mengamalkan isinya dalam kehidupan ini. Namun demikian peran menghafal Al-Qur’an sanagt penting untuk menjadi motivasi menuju pada tahapan-tahapan berikutnya. Wallahu a’lam bi al-Showâb.

Kairo, 16 September 2008/ 16 Ramadhan 1429.

Sudah Saatnya Wanita Memilih

Written on 4:05 AM by Faiz Husaini

Wanita adalah makhluk Allah yang sebenarnya juga memiliki hak yang sama dengan laki-laki dalam hal mendapatkan kebebasan untuk menentukan pasangan hidup dan beberapa aspek kehidupan yang lain. Namun, dalam fenomena sering terjadi hak-hak wanita di tindas oleh orang-orang yang yang kurang memahami keadilan Tuhan. Diskriminasi dan pelecehal seksual sering terjadi pada wanita. Kenapa hal ini selalu menimpa wanita? ini yang menjadi tugas bagi kita semua untuk menegakkan keadilan. Semestinya kita semua bisa menghormati hak dan maratabat wanita, karena ia adalah ibu yang telah melahirkan manusia di dunia dari mulai Hawa ( Istri Nabi Adam ) sampai di hari akhir. Betapa mulia kedudukan seorang wanita yang dengan sabar menjalankan fitrahnya mengandung, menyusui, menjadi ibu dalam rumah tangga serta menjadi insan sosial dalam komunitas masyarakat.

Sesuai dengan tema yang penulis angkat, kali ini penulis akan mencoba menganalisa sebuah fenomena yang sering terjadi dalam masyarakat yaitu tentang hak wanita ( gadis-red) di dalam kebebasan menentukan pasangan hidup yang sering di tindas. Cinta adalah anugrah yang Maha Kuasa, semestinya sebagai makhluk-Nya kita harus menghargai salah satu anugrah yang agung yaitu cinta. Ketika terjadi saling cinta di antara wanita dan pria adalah merupakan fitrah yang tidak bisa kita bantahkan. Tetapi, seringkali orang tua melarang pilihan anak gadisnya. Memang alasan orang tua juga tidak mungkin tanpa alasan ketika menolak pilihan anaknya. Padahal kalau kita kaji dari beberapa prespektif kita akan menjumpai kebebasan seorang wanita ( gadis-red ) di dalam menentukan pilihan pasangan hidup ( suami ). Dari Prespektif agama, wanita juga sangat di hargai haknya dlm hal ini. Sehingga banyak hadits Nabi yang melarang orang tua memaksa menikahkan anaknya dengan orang yang tidak di cintainya ( ada unsur paksaan ). Dari sisi psikologi juga akan berakibat tidak baik. Karena, ketika seorang anak di larang untuk menentukan pilihannya, maka ia sudah pasti akan mengalami depresi, apalagi kemudian langsung di paksa untuk menikah dengan orang yang tidak di cintai, hal yang terjadi adalah melakukan sesuatu hal dengan keterpaksaan dan dalam kondisi depresi. Padahal pernikahan adalah ikatan dua orang yang saling mencintai dan bukan karena paksaan dan tertekan dari pihak manapun dan tujuan pernikahan adalah untuk membentuk tatanan keluarga yang baru dengan penuh kebahagiaan dan harmonis. Tetapi, apakah tujuan pernikahan akan terwujud jika kedua mempelai tidak saling mnecintai? Apakah tujuan pernikahan akan terwujud jika salah satunya ketika melangkah pada tahapan ini dengan keterpaksaan? padahal Allah dan agama juga sangat mengahargai haknya. Marilah kita renungkan bersama.

Sehinngga dal hal ini menurut hemat penulis, sebagai orang tua yang bijaksana harus bisa menghargai hak anak gadisnya untuk memilih pasangan hidupnya ketika di lihat secara obyektif pilihannya tidak bertentangan dengan peraturan agama dan adat. Karena, hak ini di sangat lindungi oleh Allah. Di zaman ini marilah kita lakukan reformasi di semua aspek kehidupan, termasuk hal ini juga, demi mewujudakan kebebasan di dalam memperjuangkan segala hak. Di samping itu orang yang lebih paham dan bisa merasakan adalah orang yang akan menjalani kehidupan selanjutnya yaitu anak, sehingga posisi orang tua semestinya bisa mengarahkan, sharing ide dengan penuh toleran dengan anak, bukan malah menjadi sang otoriter. Begitu juga dengan anak yang seharusnya tetap menjaga sopan santun terhadap orang tua dengan menggunakan cara yang baik dalam memperjuangkan pilihannya di depan orang tua.

Kairo, 27 September 08

Renungan Pagi Hari

Written on 12:07 AM by Faiz Husaini


Memang ketika di pagi hari saya merasakan sangat tenang untuk merenungkan suatu hal, terlebih dengan hal yang sedang terjadi. Aku merasakan bahwa kehidupan yang di hadapi manusia penuh dengan cobaan dan rintangan. Namun semua itu bisa di lalui dengan penuh kesabaran dan keuletan. Sehingga pada dasarnya hidup itu harus banyak kerja keras, belajar dan terus semangat untuk berkarya.

Ada suatu hal yang menarik yang perlu kita perhatikan bersama yaitu tentang bagaimana waktu itu berjalan begitu cepat dan tidak pernah kembali sedikitpun, sehingga jika manusia tidak bisa memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya, maka ia akan menjadi orang yang rugi.

Pada kesimpulannya, penulis ingin menyampaikan bahwa kehidupan yang kita jalani haruslah sesuai dengan aturan-aturan hidup yang ada, artinya kita hidup dengan berpedoman pada apa yang telah di ajarkan oleh Allah 'azza wajalla kepada kita. semoga kita termasuk orang-orang yang beruntung di dunia dan akhirat.

Hakikat Cinta

Written on 11:45 PM by Faiz Husaini



Cinta memang sesuatu hal yang terkadang sangat rumit untuk di definisikan, namun yang pasti setiap orang memiliki cinta, karena cinta adalah anugerah dari yang maha kuasa. Cinta yang dalam bahasa arab di kenal dengan " al hub " memiliki banyak arti, di antaranya sayang, rasa ingin memiliki.

Memang tanpa cinta dunia pasti terasa sepi, cinta bisa menjadikan seseorang bangkit dari kegagalan, bisa menjadikan orang lebih semangat dalam meraih cita-cita, namun juga sebaliknya yaitu kadang cinta juga bisa menjadikan seseorang putus asa karena kekecewaan, bisa juga menjadikan orang bunuh duru/ melakukan perbuatan tercela karena gagal mendapatkan cinta/ kehilangan cinta.

Cinta sangat beraneka ragam, adakalnya cinta anak kepada orang tua, cinta seseorang kepada teman, saudara dan kekasihnya, ada juga cinta manusia kepada lingkungan dan ada juga cinta yang sangat agung yaitu cinta seorang makhluk pada sang pencipta begitu juga sebaliknya.

Intinya memang tidak selamanya cinta itu indah, manis, bersih, enak di pandang dan di rasakan namun juga cinta ternyata memiliki berbagai macam aroma dan warna. Ibarat seseorang yang sedang berusaha mencintai Allah, maka ia harus dengan kerja keras melaksanakan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Hal in sangant berat untuk dilakukan tatkala tidak di dasari rasa cinta.