Hari Kebangkitan dalam Hidupku

Written on 4:13 PM by Faiz Husaini


Sudah lama aku tak mengisi blogku dengan tulisan-tulisan sebagaimana dengan kebiasaanku sebelumnya. Memang aku mengakui kesibukanku dilapangan telah banyak menghabiskan waktu, sehingga karena waktu yang terbatas dan rasa capek, aku sulit sekali mempertahankan kebiasaanku sebelumnya. Namun, sekarang aku harus bisa mengakui bahwa aku belum bisa komitmen dalam hal ini, yaitu membiasakan menulis dalam kondisi apapun dan ini yang harus menjadi catatan khusus bagi diriku. Padahal inspirasi tulisan setiap saat selalu ada, tetapi karena aku kemaren kurang bisa memanfaatkan keadaan, maka inspirasi itu hanya lewat begitu saja dan tanpa bekas yang tertuang dalam teks.

Memang istiqamah dalam kegiatan pribadi adalah termasuk suatu hal yang sangat sulit, tetapi dengan tekad dan kerja keras seseorang serta memiliki sebuah tujuan yang jelas, maka seseorang pasti akan bisa komitmen dengan kebiasan baiknya. Aku berharap dari kondisi sekarang akan bisa membangkitkan semangatku lagi dalam menulis. Dengan menulis aku akan bisa mendapatkan banyak hal yang bisa bermanfaat untuk diriku dan orang lain.

Sekarang aku punya tugas untuk mengembalikan semangatku menulis yang beberapa bulan ini hilang dibawa arus. Inilah sebahagian dari gambaran kehidupan manusia yang pasang surut, padahal satu dari sekian cara untuk menjadi orang yang hebat dan sukses dalam semua hal adalah harus selalu komitmen dengan tujuan/cita-citanya. Belum ada kata-kata terlambat dalam hal ini, aku masih punya waktu untuk menata kembali kebiasaan positifku dan selalu meningkatkan kemampuanku dalam berkarya. Insya Allah denag ridla Allah, maka aku akan bisa melakukannya.

Mengenal Imam al-Ghazali

Written on 3:59 PM by Faiz Husaini

Riwayat Hidup

Imam al-Ghazali dilahirkan pada tahun 450 Hijrah bersamaan dengan tahun 1058 Masehi di bandat Thus, Khurasan (Iran). Beliau berkun`yah Abu Hamid karena salah seorang anaknya bernama Hamid. Gelar beliau al-Ghazali ath-Thusi berkaitan dengan gelar ayahnya yang bekerja sebagai pemintal bulu kambing dan tempat kelahirannya yaitu Ghazalah di Bandar Thus, Khurasan. Sedangkan gelar asy-Syafi'i menunjukkan bahwa beliau bermazhab Syafi'i. Beliau berasal dari keluarga yang miskin. Ayahnya mempunyai cita-cita yang tinggi yaitu ingin anaknya menjadi orang alim dan saleh. Imam Al-Ghazali adalah seorang ulama, ahli fikir, ahli filsafat Islam yang terkemuka yang banyak memberi sumbangan bagi perkembangan kemajuan manusia. Beliau pernah memegang jawatan sebagai Naib Kanselor di Madrasah Nizhamiyah, pusat pengajian tinggi di Baghdad. Imam Al-Ghazali meninggal dunia pada 4 Jumadil Akhir tahun 505 Hijriah bersamaan dengan tahun 1111 Masehi di Thus. Jenazahnya dikebumikan di tempat kelahirannya.

Sifat Pribadi

Imam al-Ghazali mempunyai daya ingat yang kuat dan bijak berhujjah. Beliau digelar Hujjatul Islam karena kemampuannya tersebut. Beliau sangat dihormati di dua dunia Islam yaitu Saljuk dan Abbasiyah yang merupakan pusat kebesaran Islam. Beliau berjaya mengusai pelbagai bidang ilmu pengetahuan. Imam al-Ghazali sangat mencintai ilmu pengetahuan. Beliau juga sanggup meninggalkan segala kemewahan hidup untuk bermusafir dan mengambara serta meninggalkan kesenangan hidup demi mencari ilmu pengetahuan. Sebelum beliau memulakan pengambaraan, beliau telah mempelajari karaya ahli sufi ternama seperti al-Junaid Sabili dan Bayazid Busthami. Imam al-Ghazali telah mengembara selama sepuluh tahun. Beliau telah mengunjungi tempat-tempat suci yang bertaburan di daerah Islam yang luas seperti Mekkah, Madinah, Jerusalem, dan Mesir. Beliau terkenal sebagai ahli filsafat Islam yang telah mengharumkan nama ulama di Eropa melalui hasil karyanya yang sangat bermutu tinggi. Sejak kecil lagi berliau telah dididik dengan akhlak yang mulia. Hal ini menyebabkan beliau benci kepada sifat riya, megah, sombong, takabur, dan sifat-sifat tercela yang lain. Beliau sangat kuat beribadat, wara, zuhud, dan tidak gemar kepada kemewahan, kepalsuan. Kemegahan, dan kepuran-puraan dan mencari sesuatu untuk mendapat keredhaan dari Allah SWT. Beliau mempunyai keahlian dalam pelbagai bidang ilmu terutamanya fiqih, usul fiqih, dan siyasah syariah. Oleh karena itu, beliau disebut sebagai seorang faqih.

Pendidikan

Pada tingkat dasar, beliau mendapat pendidikan secara gratis dari beberapa orang guru karena kemiskinan keluarganya. Pendidikan yang diperoleh pada peringkat ini membolehkan beliau menguasai Bahasa Arab dan Parsi dengan fasih. Oleh sebab minatnya yang mendalam terhadap ilmu, beliau mula mempelajari ilmu ushuluddin, ilmu mantiq, usul fiqih, filsafat, dan mempelajari segala pendapat keeempat mazhab hingga mahir dalam bidang yang dibahas oleh mazhab-mazhab tersebut. Selepas itu, beliau melanjutkan pelajarannya dengan Ahmad ar-Razkani dalam bidang ilmu fiqih, Abu Nasr al-Ismail di Jarajan, dan Imam Harmaim di Naisabur. Oleh sebab Imam al-Ghazali memiliki ketinggian ilmu, beliau telah dilantik menjadi mahaguru di Madrasah Nizhamiah (sebuah universitas yang didirikan oleh perdana menteri) di Baghdad pada tahun 484 Hijrah. Kemudian beliau dilantik pula sebagai Naib Kanselor di sana. Beliau telah mengembara ke beberapa tempat seperti Mekkah, Madinah, Mesir dan Jerusalem untuk berjumpa dengan ulama-ulama di sana untuk mendalami ilmu pengetahuannya yang ada. Dalam pengembaraan, beliau menulis kitab Ihya Ulumuddin yang memberi sumbangan besar kepada masyarakat dan pemikiran manusia dalam semua masalah.

Karya

Teologi

• Al-Munqidh min adh-Dhalal
• Al-Iqtishad fi al-I`tiqad
• Al-Risalah al-Qudsiyyah
• Kitab al-Arba'in fi Ushul ad-Din
• Mizan al-Amal
• Ad-Durrah al-Fakhirah fi Kasyf Ulum al-Akhirah

Tasawuf

• Ihya Ulumuddin (Kebangkitan Ilmu-Ilmu Agama), merupakan karyanya yang terkenal
• Kimiya as-Sa'adah (Kimia Kebahagiaan)
• Misykah al-Anwar (The Niche of Lights)

Filsafat

• Maqasid al-Falasifah
• Tahafut al-Falasifah, buku ini membahas kelemahan-kelemahan para filosof masa itu, yang kemudian ditanggapi oleh Ibnu Rushdi dalam buku Tahafut al-Tahafut (The Incoherence of the Incoherence).
Fiqih
• Al-Mushtasfa min `Ilm al-Ushul

Logika

• Mi`yar al-Ilm (The Standard Measure of Knowledge)
• al-Qistas al-Mustaqim (The Just Balance)
• Mihakk al-Nazar fi al-Manthiq (The Touchstone of Proof in Logic)

Almarja’: http://id.wikipedia.org/wiki/Al-Ghazali

Tanah

Written on 3:30 PM by Faiz Husaini

Tanah adalah asal usulku
dan asal usul semua manusia
apa yang kita makan adalah dari tanah
begitu juga apa yang kita minum
adalah air yang berada di tanah

Setinggi apapun kita terbang
pasti akan turun ke tanah lagi

pantaskah kita menjadi sombong?
ketika kita sadar..
bahwa kita adalah hanya sebuah tanah
yang sering diinjak-injak

oh tanah...
kami akhirnya akan kembali menjadi tanah.

Kairo, 22 Januari 09

Pembantaian

Written on 10:57 AM by Faiz Husaini

Sungguh telah terjadi pembantaian manusia
di malam, pagi dan siang hari
menjelang tahun baru Islam dan Masehi

Bunyi bom dari pesawat para zionis
dan ledakan peluru dari tank-tank mereka
telah menghantui dan mengejar-ngejar nyawa
jutaan warga di kota Gaza

dengan tanpa merasa berdosa sedikitpun
mereka telah membunuh ribuan orang yang tak bersalah
dan telah melukai ribuan orang-orang yang tak berdaya
serta dengan kebiadaban mereka
telah menghancurkan masjid, sekolahan
serta tempat tinggal warga Gaza

Alangkah kejinya moral para zionis
yang punya akal, tetapi digunakan untuk kejelekan
punya mata tetapi buta
punya telinga, tetapi tuli
dan punya mulut, tetapi bisu
dari semua kebenaran dan rasa manusiawi

selamat jalan para syuhada
semoga kau sudah menikmati taman-taman surga
yang akan hidup kekal di situ dengan ridla-Nya yang Agung

Kairo, 18 Januari 09