Dialog Umum dengan Dr. Alwi Syihab
Written on 2:37 PM by Faiz Husaini
Tepatnya pada tanggal 26 Desember 08, pukul 18.00 waktu Kairo, telah diadakan dialog umum dan pelantikan pengurus cabang Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) di Griya Jawa Tengah (rumah daerah) yang dimiliki oleh pelajar-pelajar yang masuk di organisasi KSW ( Kelompok Studi Walisongo) yang berada di Kairo, Mesir.
Ada dua hal penting yang disampaikan oleh Dr. Alwi Syihab, yang pertama mengenai aspek akademis dan yang kedua mengenai aspek politik. Saya akan mengawali dari aspek akademis, beliau adalah seorang intelektual yang hebat. Dr. Alwi menyelesaikan S1 di Universitas Al Azhar, selain itu beliau mendapatkan dua gelar Doktor (Dr) dari dua Universitas, yaitu Univ. Ain Syams, Kairo dan Univ. Harvard, AS. Sungguh merupakan prestasi yang sangat hebat dan perlu dibanggakan serta ditiru oleh generasi sesudahnya. Berkat prestasinya yang bagus beliau pernah menjadi Dosen di Universitas Harvard, AS.
Beliau berpesan kepada kita untuk selalu semangat dalam belajar, bekerja keras, memiliki target, dan rajin membaca serta menulis. Karena faktor-faktor inilah yang akan mengantarkan kita pada keberhasilan dalam menuntut ilmu. Beliau sempat bercerita di masa kuliahnya, dulu di waktu libur (ketika masih kuliah di Kairo) pernah bekerja sebagai kuli (pekerja kasar) di Jerman, dan hasil keringat kerjanya digunakan untuk membayar kursus bahasa asing. Ini menunjukkan semangat beliau yang sangat bagus dalam menuntut ilmu, dengan rasa mandiri dan disiplin telah mengantarkan Pak Alwi menjadi seorang ilmuwan yang hebat. Namun, di zaman sekarang sering kita jumpai banyak mahasiswa yang malu bekerja di saat kuliah, padahal ketika mereka bisa membagi waktu dengan disiplin antara belajar dan bekerja, maka mereka bisa terlatih menjadi mahasiswa mandiri yang tak hanya mengandalakan materi diri orang tua dan tentunya prestasi di kuliah juga tetap akan bagus berkat kedisiplinannya. Di saat Dr. Alwi Syihab di Amerika Serikat, beliau sudah sering mengirim artikel-artikelnya ke berbagai media masa, sehingga dari kumpulan artikel-artikel dijadikan buku dengan judul Islam Inklusif.
Aspek yang ke-2 yang beliau sampaikan mengenai pelbagai macam informasi politik yang ada di Indonesia. Urgensitas politik yang lebih mementingkan rakyat sangat diharapkan oleh semua rakyat Indonesia, karena politik yang akan menentukan roda pemerintahan NKRI. Peran umat Islam dalam area politik juga sangat penting bagi nasib umat Islam pada khususnya serta semua rakyat pada umumnya, karena tanpa peran aktif dari umat Islam dalam politik akan sangat berbahaya bagi kita semua. Kenapa demikian? Karena ketika umat Islam tidak memiliki perwakilan di Lembaga Legislatif, maka kita tidak memiliki kekuatan untuk bisa ikut andil dalam mengatur kondisi Negara kita. Ketika kebijakannya akan menguntungkan umat Islam, maka tak jadi masalah. Namun, tatkala kebijakan pemerintah merugikan kita, maka kita tak punya kekuatan untuk membendungnya, sehingga kita sendiri yang akan dirugikan.
Intinya beliau menjelaskan perlunya peran umat Islam dalam politik, tentunya dengan strategi pilitik yang lebih mengutamakan kepentingan rakyat. Karir beliau dalam politik juga sangat gemilang, diantarnya pernah menjadi anggota DPR pusat dari Fraksi PKB, pernah menjadi MENLU pada Kabinetnya Presiden Abdurrahman Wahid, dan sekarang menjadi Utusan Presiden untuk urusan Timur-Tengah. Demikian catatan singkat yang bisa saya ambil dari hal-hal yang telah beliau sampaikan, semoga ada manfaat bagi para pembaca.
Kairo, 2 Muharram 1430