Natal dan Tahun Baru Hijriyah
Written on 2:29 PM by Faiz Husaini
(Sebuah upaya menuju kerukunan antara umat beragama)
Hari Natal adalah hari raya umat Kristen, yaitu kelahiran Isa al-Masih, yang biasa diperingati tanggal 25 desember (bagi sebagian umat Kristen yang meyakini), karena umat Kristen yang berada di negara Mesir tidak memperingati kelahiran Isa al-Masih pada hari itu. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa setiap agama memiliki hari besar yang berbeda-beda. Biasanya mereka merayakan hari besar mereka di tempat ibadah masing-masing. Seperti Islam di Masjid, Kristen di Gereja, Hindu di Pura dan Buddha di Wihara. Setiap pemeluk agama juga pasti ingin menikmati momen seperti ini dengan penuh ketenangan dan khidmat bersama-sama dengan keluarga, kerabat dan sesama pemeluk agama masing-masing.
Natal pada tahun ini dirayakan juga di banyak Negara di penjuru dunia. Namun, Natal kali ini pelaksanaannya hampir berdekatan dengan tahun baru Hijriyah bagi umat Islam (tanggal 29 Desember 08) yang ke 1430 H, jadi hanya berselisih 3 hari. Walaupun tahun baru Hijriyah tak dirayakan seramai dan semeriah pada Idul Fitri dan Idul Adha, tetapi tahun baru Hijriyah juga menjadi momen yang sangat bersejarah dan penting bagi umat Islam, karena tahun Hijriyah dimulai sejak hijrahnya (pindahnya) Nabi Muhammad SAW beserta para sahabat dari kota Makkah menuju kota Madinah. Dalam hijrah ini membawa misi yang sangat mulia dan agung yaitu untuk menyampaikan ajaran Islam kepada semua umat manusia. Biasanya umat Islam melakukan ritual biasa, seperti berdoa bersama untuk menyambut akhir tahun dan awal tahun di Masjid atau di rumah masing-masing dan kadang juga ditambah dengan adanya kegiatan sosial.
Islam dan Kristen atau Nasrani (dalam bahasa arab) adalah dua agama samawi yang sama-sama meyakini adanya Nabi Isa putra Maryam. Namun, salah satu perbedaan akidah yang sangat mencolok adalah bagi umat Islam Isa adalah hanya seorang Nabi dan Rasul, tetapi yang diyakini umat Kristen bahwa Isa adalah anak Tuhan. Sehingga dari awal perbedaan ini maka sering muncul perselisihan dan permusuhan antara kedua umat agama tersebut dari waktu ke waktu yang tak jarang berakhir dengan pertumpahan darah.
Manusia pada dasarnya memiliki kebebasan untuk memilih agama sesuai dengan keyakinannya masing-masing, hal ini juga dilindungi oleh Undang-Undang di Negara kita Indonesia. Maka dari itu, semestinya kita semua semakin sadar dan saling menghormati antara pemeluk agama. Penulis berharap dengan adanya dua hari besar dari dua agama terbesar di Indonesia dan Dunia akan membawa dampak yang positif bagi keduanya yaitu menuju perdamaian antar umat beragama. Semoga konflik yang sering terjadi antara keduanya baik di Indonesia atau di mancanegara bisa segera terselesaiakan dengan jalan damai yang lebih mengedepankan dialog dengan rasa penuh saling menghormati dan meninghindari penyelesaian masalah dengan perang yang hanya akan menhabisi nyawa-nyawa manusia yang tak berdosa dan menghancurkan banyak hal.
Sebenarnya Ketenangan, ketentraman, perdamaian adalah kondisi yang sangat diharapkan oleh semua manusia, karena dengan kondisi yang seperti ini mereka bisa melakukan banyak hal positif dengan penuh kenyamanan dan hasilnya juga akan lebih maksimal. Hanya orang-orang yang tak bermoral luhur seperti teroris dan penjajah yang menginginkan terjadi kerusuhan dan peperangan serta berbagai kerusakan lainnya di muka bumi ini. Sebagai manusia yang beragama semoga kita semakin sadar untuk menciptakan kerukunan antara pemeluk agama. We must peace, because a peace is the best for us.
Kairo, 25 Desember 08