Tafsir Ayat Dzikir dan Syukur

Written on 6:22 PM by Faiz Husaini

Tafsir Ayat Dzikir dan Syukur

Surat Al Baqoroh (152)


فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلا تَكْفُرُونِ (152


152. Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu[98], dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.

Penjelasan

Terdapat dua perintah dalam ayat ini, yaitu perintah berdzikir dan bersyukur kepada Allah serta larangan kufur atas nikmat-nikmat Allah yang telah di anugerahkan kepada manusia.

Dzikir

Dzikir secara bahasa berarti ingat. Dalam ayat ini telah dijelaskan bahwasanya ketika ingin di ingat oleh Allah, maka kita harus ingat Allah terlebih dahulu. Pada dasarnya ingat kepada Allah adalah dengan hati, tetapi bisa di refleksikan dengan ucapan dan perbuatan. Salah satu tanda kecintaan hamba pada Allah adalah manakala ia banyak berdzikir kepada-Nya. Di dalam pepatah arab di sebutkan

من احب شيا كثر ذكره
Barang siapa yang suka pada suatu hal, maka ia banyak menyebut sesuatu yang di sukai.

Di dalam Kitab Sahih Muslim juga di jelaskan mengenai manfaat dzikir kepada Allah SWT.

حدثنا قتيبة بن سعيد وزهير بن حرب (واللفظ لقتيبة). قالا: حدثنا جرير عن الأعمش، عن أبي صالح، عن أبي هريرة، قال:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم "يقول الله عز وجل: أنا عند ظن عبدي بي. وأنا معه حين يذكرني. إن ذكرني في نفسه ذكرته في نفسي. وإن ذكرني في ملإ، ذكرته في ملإ هم خير منهم. وإن تقرب مني شبرا، تقربت إليه ذرعا. وإن تقرب إلي ذراعا، تقربت منه باعا. وإن أتاني يمشي، أتيته هرولة"

Nampak semakin jelas dengan adanya penjelasan hadits di atas, bahwasanya ketika kita ingin di ingat oleh Allah, maka kita memang mesti ingat pada Allah, ketika kita ingin di dekati oleh Allah, maka kita juga harus mendekatkan diri pada Allah.

Manfaat Dzikir

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
28. (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. ( surat Ar Ra'ad)

Ketenangan hati adalah hal yang sangat penting bagi kestabilan manusia. Tanpa ketenangan hati, niscaya seseorang akan mengalami banyak kendala dalam menjalankan aktifitasnya. Jasad kita bisa berfungsi normal manakala kita mengkonsumsi makanan, sesuai dengan kebutuhan kita. Begitu juga hati kita bisa tenang ketika konsumsi hati sudah terpenuhi, dan konsumsi hati adalah dzikir kepada Allah.

Kesejahteraan lahiriyah tidak akan pernah membahagiakan kita sepenuhnya tanpa di imbangi dengan kesejahteraan batiniyah. Hidup dengan bergelimang harta dan kemewahan serta penuh dengan kekuasaan juga akan terasa hamper, apabila tidak ada ketenagan hati.

Syukur

Syukur adalah sebuah ungkapan terimakasih dengan hati, lisan dan di refleksikan dengan perbuatan baik di hadapan Allah. Rasa syukur kita kepada Allah, tidaklah cukup hanya dengan ucapan alhamdulilah. Namun, kita juga harus melengkapi dengan ketaatan kita pada perintah-perintah Allah. Bersyukur adalah sebuah keharusan bagi manusia kepada Allah yang telah melimpahkan nikmat-nikmatnya kepada mereka.

Nikmat-nikmat Allah yang telah di berikan kepada manusia tidak bisa kita hitung satu persatu, karena begitu banyaknya. Sehingga telah di jelaskan oleh Allah didalam Al-Qur’an, surat Ibrahim, ayat 34.

وَآتَاكُمْ مِنْ كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوه وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لا تُحْصُوهَا
34. Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya

Manusia hanyalah makhluk yang fakir, yang tidak memiliki suatu apappun. Pada hakekatnya hanya Allah yang pantas menyandang gelar kaya, karena segala yang di miliki oleh manusia hanya titipan dan amanah dari Allah serta bersifat sementara. Pentingnya rasa syukur kita pada Allah juga akan berdampak positif bagi orang yang mahu bersyukur, karena nikmatnya akan terus di tambah.
Firman Allah dalam surat Ibrahim

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَ بُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
7. Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih."

Dalam ayat ini ada syarat dan ada jawab, jadi maksud yang terkandung didalamnya adalah ketika manusia bersyukur, maka Allah akan menambahkan nikmat-Nya, tetapi sebaliknya jika manusia kufur dengan nikmat-nikmatNya, maka akan diancam dengan adzab Allah yang sangat pedih. Itulah yang menjadi jawaban kenapa Allah melarang manusia kufur atas nikmat-Nya.

Satu pertanyaan muncul dari pikiraan saya, ketika di ujung tadabbur terhadap ayat ini, pertanyaanya adalah” kenapa lafadz dzikir lebih di dahulukan dari pada syukur dan kufur? Saya juga mencoba untuk menjawab, karena didahulukannya lafadz dzikir atas lafdz yang lain mengandung makna yang tersirat yaitu ketika seseorang sudah mampu berdzikir dengan baik, maka ia akan mampu bersyukur dengan baik, dan ketika seseorang sudah bisa bersyukur maka dia akan terhindar dari kufur nikmat.

I'tibar

1. Wajib bagi kita semua untuk selalu berdzikir dan bersyukur kepada Allah sebagai bukti kecintaan kita pada-Nya
2. Mengaplikasikan dzikir dan syukur tidak hnaya pada ucapan, tetapi juga dalam semua perbuatan yang menyentuh nilai-nilai kepribadian dan juga sosial.

If you enjoyed this post Subscribe to our feed

No Comment

Post a Comment